Rabu, 03 Februari 2010

Kiper Licek Arema, The Best Player Quinta Division 2009 Uruguay

Arema Indonesia, terutama Akademi Arema boleh berbangga diri. Salah satu alumninya, Tri Windu Anggono, terpilih menjadi pemain terbaik pada Quinta Division 2009 lalu. Penghargaan diberikan oleh Asosiasi Sepakbola Uruguay (AUF).
Demikian disampaikan oleh manajer Tim Sportiva Anonima Deportivo (SAD), Demmis Djamaoedin lewat emailnya kepada wartawan, kemarin. ‘’Sayang, Tri Windu tidak dapat hadir dalam acara pemberian penghargaan,’’ kata Demis.
Tri Windu adalah satu dari tiga pemain Arema, yang ikut tergabung dalam rombongan timnas U-19, untuk belajar sekaligus mengikuti kompetisi di Uruguay. Bahkan saat penghargaan itu diberikan, Tri Windu bersama 26 pemain lainnya masih dalam perjalanan ke Uruguay. Mereka akan berada disana hingga Desember 2010 mendatang.
’’Ketika saya mengaktifkan Blackberry, sederet pesan tertunda segera berhamburan mengisi layar. Pesan yang paling menarik adalah email yang memberitahukan bahwa pemain Indonesia SAD, atas nama Tri Windu Anggono, terpilih sebagai Penjaga Gawang terbaik Quinta Division tahun 2009,’’ kata Demis.
Kabar tak terduga ini tak pelak membuat Tri Windu sangat gembira. Keceriaan juga dirasakan para pemain lainnya sehingga rasa capek terbang lebih dari sepuluh jam yang telah dijalani, mendadak hilang. Ucapan selamat pun diberikan kepada kipper yang tampil gemilang saat Indonesia menahan imbang Australia di AFC U-19 Championship 2010, tahun lalu.
Sayangnya, Windu, yang akrab disapa Omen ini tak bisa menghadiri acara penyerahan penghargaan prestisius tersebut. ‘’Penghargaan akan diberikan pada tanggal 3 Februari 2010 dalam satu acara yang diselenggarakan oleh AUF (Asociacion Uruguayo du Futbol). Jadi, kita masih dalam perjalanan,’’ ungkap Demis.
Terpisah, Asisten Pelatih Arema Indonesia Joko ‘Gethuk’ Susilo yang juga dulu pernah melatih Tri Windu Anggono di Akademi Arema, amat terkejut ketika diberitahu Malang Post.
Dari nada suaranya, Gethuk terlihat bangga atas keberhasilan anak didiknya, saat itu dia menjadi pelatih kepala. Sejak awal masuk akademi sekitar tahun 2005, Joko sudah melihat potensi dari Tri Windu.
‘’Sukses Tri Windu adalah piala bagi kami (Pelatih, Red.). Karenanya, sukses dia, adalah hadiah terbaik untuk kami. Kami tidak mengharapkan apa-apa kecuali pemain berprestasi,’’ ujar Gethuk.
Di skuad Sociedad Anónima Deportiva (SAD), Akademi Arema Indonesia mengirimkan tiga pemain. Selain Tri Windu ada satu kiper lainnya bernama Yoewanto Stya Benny (17 tahun). Di lini belakang, Arema juga meminjamkan Yericho Christiantoko (18 tahun) untuk menimba ilmu. ‘’Tri Windu itu asli Singosari, sejak awal masuk saya lihat dia amat berpotensi, kemauannnya tinggi,’’ aku Joko.
Keberhasilan anak didiknya itu, menurut dia, memang melalui program latihan yang sangat berat. Tentu saja, tanpa didukung kemauan anak-anak akademi, kemampuan mereka tak akan meningkat sedemikian pesat.
Di Akademi Arema, kebutuhan pemain saat itu masih dicukupi oleh Bentoel. ’’Kini mereka menuai keberhasilan latihan keras mereka, saat hendak dibawa SAD, sebenarnya kita sempat khawatir,’’ papar Joko.
Waktu itu pihak Akademi meminta jaminan dari SAD tentang keberlanjutan pemain usai berlatih di Uruguay. Sehingga tiga tahun lalu ada perjanjian khusus agar pemain tetap dikembalikan ke Arema.
Joko berharap, tiga putra akademi Arema itu berlatih serius di Uruguay.
‘’Asalkan kemauan keras, mereka pasti menuai keberhasilan,’’ tandas Joko. Tri Windu merupakan pemain asal Singosari. Dia lahir 28 Agustus 1992 dengan tinggi badan 169 cm dan berat 73 kg.

kopas dari malang-post.com
foto: foto profil grup FB Lindungi Persebaya main di malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar