Kamis, 11 Februari 2010

Kado Valentine Aremania

Salam Satu jiwa!

Ibarat sebuah pohon, semakin tinggi pohon yang dipelihara Aremania, maka semakin kencang angin bertiup. Aremania terlahir tanpa noda, namun dalam perjalanannya aral dan onak seperti kerikil-kerikil yang dilalui di jalan tak beraspal. Salah satu kerikil tersebut adalah chaos dalam sebuah pertandingan bola.
Seperti halnya Aremania, selama dua dekade lebih berdiri memang telah memberi warna baru dalam dunia sepakbola tanah air. Nyaris, tidak ada event besar yang tidak memberi ruang gerak kepada Aremania. Ibaratnya, Aremania adalah bintang utama dari sebuah teater di gelaran sepakbola Indonesia.

Konflik pertamakali yang melibatkan nama Aremania adalah peristiwa Kerusuhan di Stadion Mandala Krida Jogjakarta yang terjadi pada 14 Februari 1999 silam. Terlepas dari faktor eksternal penyebab kerusuhan ini yang berupa provokasi dari pihak luar, issue yang berhembus dan lain sebagainya, ada banyak hal yang dapat kita ambil hikmah dari kejadian ini. Terlebih selama 10 tahun berikutnya peristiwa tersebut terulang dengan melibatkan Aremania kedalam pihak lain.
(dicuplik dari http://anak-negeri.blogspot.com/2009/02/refleksi-satu-dasawarsa-tragedi-jogja14.html)

Sekilas akan saya bagi sedikit pengalaman pribadi sebagai salah satu dari saksi hidup persitiwa tersebut.
----------------------------------------------------------------------
Sepertinya sudah jadi tradisi kalo setiap bulan februari, muda mudi seluruh dunia merayakan hari kasih sayang utowo valentine day. 11 tahun yang lalu, aku mencurahkan perasaan sayangku dengan merayakan hari valentine di Stadion Mandala Krida, mendukung Arema Malang (nama tim Arema Indonesia saat itu) melawan PSIM Yogyakarta. Kata Aremania, 99% untuk Arema, 1 % untuk ojob. Whahahaha….
Sekitar 30-an bis berisi Aremania berangkat malam dan nyampe di kota gudeg pagi hari 14 Februari 1999. Setelah istirahat sejenak di sekitar Prambanan, kami melanjutkan perjalanan menuju stadion. Seperti tanpa lelah teriak, kami bernyanyi lagu2 khas Aremania -yang jadi kebanggan kami karena waktu itu tidak banyak (kalo ga mau dibilang “belum ada”) supporter yang benar2 support dengan gerak dan lagu- selama mengantri masuk ke stadion. Waktu itu aremania ditempatkan di tribun VIP, karena harga tiket VIP di Mandala Krida waktu itu –kalau tidak salah- sama atau lebih murah dibanding dengan tiket ekonomi stadion Gajayana.
Masuk dengan tertib, kami menunggu kick-off babak pertama dengan setia. Mohon maaf, detil kejadian2 secara runtut waktu / kronologis, saya sudah lupa. Yang saya ingat, supporter tuan rumah kurang bisa menerima keberadaan kami. Pertandingan sangat seru karena partai itu adalah pertandingan penentuan untuk maju ke babak berikutnya.Keributan antar pemain akibat kekurangtegasan wasit memicu amarah para penonton. Pertandingan sempat dihentikan beberapa kali. Saya ingat betul, seorang pemain cadangan arema yang bertubuh biasa (lupa namanya) sambil berlari bisa memukul rubuh seorang official PSIM yang bertubuh tinggi besar dengan sekali pukul. Suasana super panas
Kerusuhan terjadi. Suara kentongan di sekeliling stadion menemani kami bertahan di tengah lapangan yang tidak mungkin menyalakan lampu stadion sampai pagi. Suasana gelap sangat mencekam. Ketapel beramunisi batu dan kelereng dalam berbagai ukuran melayang ke tengah kerumunan aremania. Lumayan, satu dua kelereng mendarat dengan sukses di jidatku (ga ada yang berbekal helm waktu itu- whahahahhaa) dan beberapa teman lainnya. Sesekali rekan2 yang kelaparan mengembalikan amunisi ke pengirimnya dengan sisa-sisa tenaga. Untung kanjeng sultan meredakan emosi warga dan membagikan beberapa bungkus nasi yang memaksa aku untuk makan satu suap dari satu bungkus ke bungkus lain karena aku ga kebagian. (muwelas rek…)
Secara bertahap kami diangkut truk TNI. Beberapa teman yang beruntung bisa masuk bis mendapat kawalan ketat sepanjang perjalanan. Aku termasuk kloter terakhir keluar stadion, bersamaan dengan adzan subuh berkumandang. Alhamdulillah, akhirnya bisa pulang dengan selamat meskipun dari stasiun prambanan sampai malang masuk di gerbong semen.
Yah, secuil kisah valentine day di jogja. Ga akan terlupakan.
-----------------------------------------------------------------------------
Jelang partai balas dendam 14 februari 2010 melawan persiba, Aremania borneo pasti punya semangat valentine yang sama dengan kami di jogja 11 tahun lalu. Mungkin juga ada pelaku sejarah di sana, siapa tau? Kapasitas stadion yang cuma 10.000 pasti akan penuh sesak oleh Balistik. Untunglah Aremania diberi jatah 150 tiket. Semoga 14 februari 2010 menjadi kemenangan berikutnya bagi Arema Indonesia setelah menenggelamkan tuan rumah PSM 0-2 di Mattoangin.
Dukungan doa dari aremania sejagadraya, melalui facebook, kaskus, atau milis di dunia maya mempererat hubungan batin dan memperkukuh jati diri bahwa Arema Indonesia dan Aremania adalah SATU JIWA. Bravo Arema Indonesia! Bravo Aremania!!
 --------------------------------------------------------

Head 2 Head Arema Indonesia vs Persiba

24-01-10 Super Liga    Arema Indonesia     1 - 2  Persiba Balikpapan
18-04-09 Super Liga     Persiba Balikpapan 2 - 1 Arema Indonesia
10-09-08 Super Liga    Arema Indonesia     2 - 0 Persiba Balikpapan
15-12-07 Divisi Utama  Arema Indonesia     3 - 0 Persiba Balikpapan
20-02-07 Divisi Utama   Persiba Balikpapan 1 - 1 Arema Indonesia
20-07-06 Divisi Utama  Arema Indonesia      3 - 0 Persiba Balikpapan
Sumber: http://www.soccerway.com/teams/comparison/?team_ids[]=3771&team_ids[]=3777

Tidak ada komentar:

Posting Komentar