Rabu, 13 Januari 2010

Hari Kebebasan Beratribut, Kebangkitan Aremania


Ya. 16 Januari 2010 adalah Hari Kebebasan Beratribut bagi Aremania setelah menjalani masa hukuman  karena kasus 16 Januari 2007 Kediri. Sangat tepat waktunya karena berbarengan dengan laga akbar lawan tim ibukota propinsi. Tanpa menyalahkan siapapun, sudah tepat waktunya bagi Aremania untuk bangkit dari titik nadir keterpurukan - tercoreng nama baiknya. Seiring dengan semakin moncernya prestasi Arema Indonesia jelang tengah kompetisi bergulir, Aremania mengalami euforia kemenangan demi kemenanganan. Terakhir adalah saat Derby satu-satunya di ISL tahun 2009-2010 digelar melawan Laskar Ken Arok (Derby Jatim cuma media promosi ANTV biar ada istilah derby di ISL) dimenangkan oleh Ongis Nade dengan skor 3-1.

Situs jejaring Facebook menjadi media baru untuk mempersatukan Aremania Sejagad Raya, tumpahan rasa kangen dan ekspresi kekesalan dan berbagai rasa campur aduk di sana. Bahkan Gerakan 10.000 Aremania untuk Arema pun rasanya bisa sukses berkat Facebook, hingga mencapai angka puluhan juta rasanya tak kan mungkin (karena rekening Yuli cuma dibuka sampai tanggal 7 Januari) tanpa dukungan Aremania Sejagad Raya. Benar-benar sejagad raya (masio mek sak planet bumi thok asline... hehehehhee...).
Berbagai Halaman maupun Grup muncul di Facebook, mulai dari grup Aremania (sejauh pantauan penulis ini adalah grup suporter dengan jumlah penggemar terbesar di Indonesia - CMIIW), Aremania Bontang, Arema Kaltim, dan lain2 semakin mempererat rasa persaudaraan di antara saudara se-JIWA.
Kebebasan beratribut dan kebebasan berekspresi melalui media FB saya pikir dapat kita maknai sama: Kemerdekaan menumpahkan rasa cinta terhadap Arema Indonesia.

Saya yakin, jika Cinta anda tulus terhadap Arema Indonesia dan anda merasa anda adalah Aremania sejati, kebebasan Anda menumpahkan segala rasa itu pastinya diiringi dengan sikap penuh tanggung jawab dan etika dalam berinteraksi sosial. Kita boleh benci dengan sifat yang senama dengan salah satu supporter yang boleh dibilang lawan abadi kita, tetapi apakah hujatan, umpatan yang kita tumpahkan di wall dan komen Facebook, di komentar berita media dan lain2, yang hanya terbaca datar jika tidak disertai tanda seru atau capital font menunjukkan kedewasaan kita sebagai Supporter terbaik? Apakah hal itu akan menambah semangat pemain Arema Indonesia dalam berlaga? Apakah akan menambah simpati masyarakat bola indonesia setelah nama kita hancur di tragedi Kediri? Saya kira anda setuju kalau
kita bukan Keledai yang akan jatuh ke lubang yang sama. Kita Singa. Diam bukan berarti takut.

Marilah, seiring kembalinya hak kita "Bebas Beratribut", kita bangkit dan ekspresikan segala bentuk kreatifitas kita agar Aremania menjadi supporter yang lebih DEWASA. Yuli dan rekan2 Aremania lainnya telah memberi contoh nyata, bukan "No Action Talk Only!".

Ayo rek! Pasang spanduk kemerdekaan kita di penjuru kota! Birukan kota malang di acara nonton bareng dengan semua atribut kita!

Semoga Aremania akan bangkit seiring kebangkitan Arema Indonesia menuju Juara ISL musim kompetisi tahun ini dan yang akan datang. Amin.

Salam Satu Jiwa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar